Minggu, 17 November 2013

CARA TERBENTUKNYA JAGAT RAYA ATAU ALAM SEMESTA


Terbentuknya Jagad Raya atau Alam Semesta

A. Kelahiran Alam Semesta
1. Teori Dengtungan Besar (Big Bang)
Teori ini dikemukakan oleh Goerge Gamov. Teori ini mengatakan bahwa alam semesta setelah ada ledakan dahsyat. Dulu materi-materi dan tenaga yang ada di alam semesta pernah menyatu dan memadat (zat tunggal) setelah itu meledak menjadi serpihan kecil-kecil
2. Teori Keadaan Tetap
Teori ini mengatakan bahwa alam semesta tidak berawal dan tidak berakhir. Dikemukakan oleh Fred Hoyle, Herman Bondi, dan Thomas Gold
3. Teori Jagad Raya Mengembang
Teori ini mengatakan bahwa alam semesta semakin meluas

B. Isi Alam Semesta
1. Bintang
 adalah benda langit yang dapat memancarkan cahaya sendiri
2. Galaksi
adalah kumpulan benda-benda angkasa yang terdiri dari bintang, gas, dan debu
Bentuk-bentuk galaksi antara lain :
a. Bentuk Galaksi Spiral
b. Bentuk Galaksi Elips
c. Bentuk Galaksi Tak beraturan
3. Planet
adalah benda langit yang tidak dapat memancarkan cahaya sendiri.
4. Benda-benda Langit Lainnya
Seperti asteroid, meteor, dll

C. Terbentuknya Tata Surya
1. Teori Nebula
Teori ini mengatakan bahwa semula jagad raya berupa kabut besar. Kabut itu kemudian terpisah dan berputar. Kabut itu terus berputa dan berpilin. Akhirnya terbentuknya matahari dan planet-planet
2. Teori Planetesimal
Teori ini mengatakan bahwa dahulu ada bintang besar yang mendekati matahari dan menarik masa gas matahari. gas itu kemudian mendingin menjadi zat cair kemudian menjadi zat padat.
3. Teori Pasang Surut.
Teori ini hampir sama dengan teori planetesimal. hanya saja, pada teori pasang surut, masa gas yang terlempar dari matahari langsung menjadi planet
4. Teori Awan Debu (Proto Planet)
Teori ini mengatakan bahwa dahulu jagad raya berupa kabut besar yang yang perlahan menjadi padat. Salah satu gumpalan memadat di tengah dan menjadi matahari sementara yang lain menjadi planet
5. Teori Bintang Kembar
Teori ini mengatakan bahwa dahulu ada bintang yang besarnya hampir sama dengan matahari mendekati matahari itu. Bintang itu saling tarik menarik dengan gaya gravitasi matahari. Karena bintang tidak dapat menahan posisinya maka bintang itu meledak dan membentuk planet-planet.

D. Planet
Ciri Planet :
a. Tidak dapat memancarkan cahaya sendiri
b. Mengorbit mengelilingi matahari
c. Lintasan orbitnya elips
d. Kebanyakan planet memiliki satelit sendiri
e. memiliki masa yang cukup untuk gaya gravitasi sendiri
Ciri planet kerdil :
a. mengorbit mengelilingi matahari
b. meiliki masa yang cukup untuk gaya gravitasi sendiri
c. belum menyingkirkan benda lain di orbitnya
d. bukan satelit atau benda lainnya

STRUKTUR MATAHARI

Matahari memiliki enam lapisan yang masing-masing memiliki karakteristik tertentu. Keenam lapisan tersebut meliputi inti matahari, zona radioaktif, dan zona konvektif yang membentuk lapisan dalam (interior); fotosfer; kromosfer; dan korona sebagai daerah terluar dari matahari.

Inti matahari
Inti adalah area terdalam dari matahari yang memiliki suhu sekitar 15 juta derajat Celcius (27 juta derajat Fahrenheit). Berdasarkan perbandingan radius/diameter, bagian inti berukuran seperempat jarak dari pusat ke permukaan dan 1/64 total volume matahari. Kepadatannya adalah sekitar 150 g/cm3. Suhu dan tekanan yang sedemikian tingginya memungkinkan adanya pemecahan atom-atom menjadi elektron, proton, dan neutron. Neutron yang tidak bermuatan akan meninggalkan inti menuju bagian matahari yang lebih luar. Sementara itu, energi panas di dalam inti menyebabkan pergerakan elektron dan proton sangat cepat dan bertabrakan satu dengan yang lain menyebabkan reaksi fusi nuklir (sering juga disebut termonuklir). Inti matahari adalah tempat berlangsungnya reaksi fusi nuklir helium menjadi hidrogen. Energi hasil reaksi termonuklir di inti berupa sinar gamma dan neutrino memberi tenaga sangat besar sekaligus menghasilkan seluruh energi panas dan cahaya yang diterima di bumi. Energi tersebut dibawa keluar dari matahari melalui radiasi.

Zona radiatif
Zona radiatif adalah daerah yang menyelubungi inti matahari. Energi dari inti dalam bentuk radiasi berkumpul di daerah ini sebelum diteruskan ke bagian matahari yang lebih luar.[22] Kepadatan zona radiatif adalah sekitar 20 g/cm3 dengan suhu dari bagian dalam ke luar antara 7 juta hingga 2 juta derajat Celcius. Suhu dan densitas zona radiatif masih cukup tinggi, namun tidak memungkinkan terjadinya reaksi fusi nuklir.

Zona konvektif
Zona konvektif adalah lapisan di mana suhu mulai menurun. Suhu zona konvektif adalah sekitar 2 juta derajat Celcius (3.5 juta derajat Fahrenheit). Setelah keluar dari zona radiatif, atom-atom berenergi dari inti matahari akan bergerak menuju lapisan lebih luar yang memiliki suhu lebih rendah. Penurunan suhu tersebut menyebabkan terjadinya perlambatan gerakan atom sehingga pergerakan secara radiasi menjadi kurang efisien lagi. Energi dari inti matahari membutuhkan waktu 170.000 tahun untuk mencapai zona konvektif. Saat berada di zona konvektif, pergerakan atom akan terjadi secara konveksi di area sepanjang beberapa ratus kilometer yang tersusun atas sel-sel gas raksasa yang terus bersirkulasi. Atom-atom bersuhu tinggi yang baru keluar dari zona radiatif akan bergerak dengan lambat mencapai lapisan terluar zona konvektif yang lebih dingin menyebabakan atom-atom tersebut "jatuh" kembali ke lapisan teratas zona radiatif yang panas yang kemudian kembali naik lagi. Peristiwa ini terus berulang menyebabkan adanya pergerakan bolak-balik yang menyebabakan transfer energi seperti yang terjadi saat memanaskan air dalam panci. Oleh sebab itu, zona konvektif dikenal juga dengan nama zona pendidihan (the boiling zone). Materi energi akan mencapai bagian atas zona konvektif dalam waktu beberapa minggu

Fotosfer
Fotosfer atau permukaan matahari meliputi wilayah setebal 500 kilometer dengan suhu sekitar 5.500 derajat Celcius (10.000 derajat Fahrenheit). Sebagian besar radiasi matahari yang dilepaskan keluar berasal dari fotosfer. Energi tersebut diobservasi sebagai sinar matahari di bumi, 8 menit setelah meninggalkan matahari.

Kromosfer
Kromosfer adalah lapisan di atas fotosfer. Warna dari kromosfer biasanya tidak terlihat karena tertutup cahaya yang begitu terang yang dihasilkan fotosfer. Namun saat terjadi gerhana matahari total, di mana bulan menutupi fotosfer, bagian kromosfer akan terlihat sebagai bingkai berwarna merah di sekeliling matahari. Warna merah tersebut disebabkan oleh tingginya kandungan helium di sana.

Korona
Korona merupakan lapisan terluar dari matahari. Lapisan ini berwarna putih, namun hanya dapat dilihat saat terjadi gerhana karena cahaya yang dipancarkan tidak sekuat bagian matahari yang lebih dalam. Saat gerhana total terjadi, korona terlihat membentuk mahkota cahaya berwarna putih di sekeliling matahari. Lapisan korona memiliki suhu yang lebih tinggi dari bagian dalam matahari dengan rata-rata 2 juta derajat Fahrenheit, namun di beberapa bagian bisa mencapai suhu 5 juta derajat Fahrenheit.



1 komentar:

  1. Easy "water hack" burns 2 lbs OVERNIGHT

    At least 160 000 women and men are hacking their diet with a simple and SECRET "liquids hack" to lose 1-2lbs each night in their sleep.

    It's very easy and works every time.

    This is how you can do it yourself:

    1) Hold a drinking glass and fill it up with water half glass

    2) And now learn this weight losing HACK

    you'll become 1-2lbs skinnier the very next day!

    BalasHapus